Kamis, 24 Agustus 2017

Pengalaman Anak Kost

Pengalaman Anak Kost  - Ada yang bilang, jadi anak kos itu bagai derita tiada akhir. Iya! Mau mandi nggak ada air, mau makan nggak ada lauk, mau pacaran nggak ada pacar… eh… itu anak kos apa jomblo? Pokoknya banyak deh yang membuat derita anak kos semakin menumpuk melebihi utang makan di warteg pas akhir bulan.

Menyunting kalimat R.A. Kartini, “habis gelap terbitlah terang”. Habis derita terbitlah bahagia. Tak selamanya jadi anak kos itu menderita. Ada kalanya hal-hal sederhana membuat kami sebagai anak kos begitu bahagia. Dengan menjadi anak kos, kami memahami bahwa bahagia bisa begitu sederhana.

Serius!



1.   Melihat kamar mandi kosong di pagi hari


Lihat kamar mandi kosong di pagi hari itu serasa lihat Zayn Malik tiba-tiba datang ngajak kencan. Senangnya sampai langit ketujuh. Iyalah, bayangin aja, jadi anak kos itu menderita banget kalau lagi kuliah pagi dan kamar mandi penuh, terus harus antre panjang melebihi antrean naik haji. Kebayang dong, gimana senangnya pas kamu ada jadwal kuliah pagi, pas kamar mandi kosong.

2.   Bunyi “Klik”


Ada beberapa bunyi yang membuat anak kos sangat menderita. Suara kruk kruk perut yang merengek minta makan, ibu kos atau abang burjo narik utang, tit tit tit alarm tanda pulsa listrik sudah mau abis padahal masih awal bulan, atau teman sekos yang nyanyi malam-malam padahal besok kita ada ujian. Tapi tetap ada kebahagiaan kecil karena sebuah bunyi. Salah satunya, bunyi klik pada rice cooker. Beneran, deh! Dengar bunyi itu kapan pun pasti pada teriakan, “Alhamdulilah!” diiringi dengan sendok dan piring di tangan.


3.   Lampu Nyala


Jadi anak kos rawan banget yang namanya mati lampu. Apalagi kalau pakai pulsa listrik. Aduh, rasanya hidup hanya berisi kekhawatiran setelah merasakan manisnya kedamaian yang hanya beberapa hari. Berasa besok udah nggak bisa lihat terang lagi. Itulah setiap kali melewati malam dengan lampu menyala, bahagia selalu tersaji dalam hati. Serasa Thomas A. Edison menciptakan lampu khusus untuk menerangi hidup anak kos yang sering buram.


4.   Ada Air


Pertengahan tahun selalu membuat anak kos waswas. Kosan tiap pagi jadi sepi. Tiba-tiba bau aneh menyeruak di setiap kamar tiap sore. Apalagi kamar mandi, seperti markas baru untuk bangsa kecoak dan sejenisnya. Iya, musim kemarau selalu menjadi sesuatu yang membuat anak kos semakin menderita. Maka dari itu, setiap awal semester dua, masjid atau mushala tiba-tiba ramai. Tak hanya karena para anak kos mulai taubat dan mengharapkan hujan turun. Tapi tujuan utamanya adalah mandi. Oleh karena itu, bahagia bisa sangat sederhana, tak hanya seperti melihat senyummu tiap hari, tapi juga mendengar suara air mengalir di kamar mandi.


5.   Makanan Gratis


Tiada yang lebih nikmat bagi para anak kos selain makanan gratis. Sebodo amat gimana rasanya, yang penting bisa dimakan dan halal. Udah itu aja, nggak ada hal lain yang membuat anak kos bahagia. Walau mungkin dulu nggak suka, tiba-tiba jadi doyan kalau udah jadi anak kos.

6.   Awal Bulan


Mungkin, bagi kaum jomblo malam Minggu adalah malam paling menyedihkan. Tapi, bagi anak kos, waktu paling menyedihkan justru akhir bulan. Saat-saat itu, dompet hanya berisi Pattimura, padahal bahan makanan kian menipis. Karena itu, awal bulan adalah waktu paling menyenangkan yang pernah ada untuk anak kos. Kiriman sampai, Coy.

Itu saja beberapa kebahagiaan kecil menjadi anak kos. Bahagia itu selalu ada setiap kali bersyukur. Walau kadang menderita, yakinlah selalu ada bahagia di balik itu semua.

0 komentar:

Posting Komentar